Bimbingan Perkawinan

Artikel seputar permasalahan tentang perkawinan dan rumah tangga.

Kegiatan Keagamaa

Kegiatan Keagaman yang dilakukan di kantor dan luar kantor KUA Sape.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 08 Juli 2025

Pembukaan MTQ ke-29 Desa Lamere: Membangun Generasi Cerdas dan Berakhlakul Karimah Menuju Desa Beradab dan Bermartabat


Lamere , 07 Juli 2025 – Desa Lamere kembali menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Desa yang ke-29 dengan tema “Kita Bangun Generasi yang Cerdas Berakhlakul Karimah Menuju Lamere yang Beradab dan Bermartabat”. Pembukaan berlangsung khidmat di Lapangan Katuba, Desa Lamere, Kecamatan Sape pada Senin (7/7/2025), dihadiri ratusan warga.

Turut hadir dalam acara ini Anggota DPRD Kab. Bima, Sekretaris Camat, Ketua LPTQ Kecamatan Sape, Kepala KUA Kecamatan Sape, para Kepala Desa se-Kecamatan Sape, tokoh agama dan tokoh masyarakat di Desa Lamere.

Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh qari muda asal Desa Lamere, kemudian dilanjutkan dengan laporan Ketua Panitia MTQ tentang kesiapan acara serta rincian peserta yang ikut dalam berbagai cabang lomba.

Dalam sambutannya, Ketua LPTQ Kecamatan Sape, menegaskan bahwa MTQ bukan sekadar ajang perlombaan, namun juga wadah pembinaan karakter Qur’ani bagi generasi muda untuk membentuk apa yang disebut dengan Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient). Sementara itu, Sekretaris Camat mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung upaya peningkatan kecintaan terhadap Al-Qur’an sebagai bekal membangun masyarakat yang beradab dan bermartabat.


Kepala KUA Kecamatan juga turut memberikan sambutan yang menyentuh hati. Beliau mengajak seluruh orang tua untuk berperan aktif dalam membimbing dan mengarahkan anak-anaknya agar gemar membaca dan memahami Al-Qur’an. "Mari kita jadikan rumah-rumah kita sebagai tempat yang mencintai Al-Qur’an. Ajak anak-anak kita mengikuti MTQ bukan hanya untuk juara, tetapi untuk membentuk karakter mereka menjadi generasi yang cinta agama dan berakhlak mulia," pesannya.

Suasana pembukaan berlangsung semarak namun penuh kekhidmatan. Antusiasme masyarakat terlihat dari ramainya hadirin yang mengikuti setiap rangkaian acara. Penampilan seni Islami dari Team Marawis SMA 3 Sape turut memeriahkan suasana dengan penuh semangat dan kekompakan.


MTQ ke-29 tingkat Desa Lamere dijadwalkan berlangsung selama beberapa hari ke depan dengan mempertandingkan cabang lomba seperti Tilawah Al-Qur’an, Tartil, Tahfidz, dan Kaligrafi. Harapannya, kegiatan ini mampu melahirkan generasi muda yang cerdas, religius, serta mampu menjaga martabat dan kehormatan Desa Lamere di masa depan.

Manajemen Keuangan Keluarga yang Berkah

 Manajemen Keuangan Keluarga yang Berkah

Dr. Abdul Munir, M.Pd.I
(Penyuluh Agama Islam, KUA Sape)


Dalam Islam, keberkahan bukan semata tentang jumlah, tetapi tentang manfaat, ketenangan, dan kecukupan. Banyak harta belum tentu membawa bahagia, sebaliknya harta yang sedikit namun dikelola dengan benar dan disertai dengan keberkahan dapat menghadirkan ketenteraman dalam rumah tangga. Oleh karena itu, manajemen keuangan keluarga yang berkah menjadi salah satu kunci penting dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah.

1. Prinsip Dasar Keuangan dalam Islam

Islam telah memberikan panduan dasar dalam mengelola harta, yaitu:

ـ           Harta adalah titipan Allah: Dalam QS. Al-Hadid: 7 disebutkan,

آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُم مُّسْتَخْلَفِينَ فِيهِ ۖ فَالَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَأَنفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ

"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya."

Ini menunjukkan bahwa harta adalah amanah yang harus dikelola dengan penuh tanggung jawab.

ـ           Larangan bersikap boros dan kikir: Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Furqan: 67,

وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”

ـ           Mencari rezeki yang halal: Keberkahan hanya akan datang dari harta yang halal. Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا

"Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik." (HR. Muslim)

2. Langkah-Langkah Manajemen Keuangan yang Berkah

a. Niat yang Lurus

Segala aktivitas dalam Islam bermula dari niat. Termasuk dalam mengelola keuangan keluarga. Niatkan mengatur keuangan bukan untuk menumpuk kekayaan, tapi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, membantu sesama, dan beribadah kepada Allah SWT.

b. Membuat Perencanaan Keuangan

Buatlah anggaran keuangan bulanan: berapa penghasilan, dan ke mana alokasi pengeluaran. Islam mengajarkan hidup teratur, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Hashr: 18, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”

c. Utamakan Kebutuhan Pokok

Prioritaskan kebutuhan primer seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan. Jangan terjebak pada gaya hidup konsumtif yang hanya akan membebani keuangan keluarga.

d. Hindari Utang yang Tidak Perlu

Utang boleh dilakukan dalam kondisi darurat, namun Islam menganjurkan untuk berhati-hati. Rasulullah SAW bahkan sering berdoa agar terhindar dari beban utang. Utang yang tidak dikelola dapat menjadi beban dunia dan akhirat.

e. Rajin Bersedekah dan Membayar Zakat

Zakat dan sedekah adalah bentuk nyata dari manajemen keuangan islami yang mendatangkan keberkahan. Rasulullah SAW bersabda, “Harta tidak akan berkurang karena sedekah.” (HR. Muslim)

f. Libatkan Seluruh Anggota Keluarga

Ajarkan anak dan pasangan untuk hemat, jujur, dan bertanggung jawab dalam penggunaan uang. Diskusikan prioritas keuangan keluarga agar semua merasa terlibat dan paham situasi keuangan rumah tangga.

3. Tanda-Tanda Keuangan Keluarga yang Berkah

  • Merasa cukup meski penghasilan tidak besar.
  • Mudah untuk bersedekah dan membantu orang lain.
  • Terhindar dari konflik rumah tangga akibat uang.
  • Ada rasa tenang dan syukur dalam setiap keadaan.
  • Anak-anak tumbuh dengan nilai kesederhanaan dan tanggung jawab.

4. Doa agar Keuangan Diberkahi

Islam mengajarkan untuk selalu melibatkan Allah dalam setiap urusan. Termasuk dalam keuangan. Di antara doa yang bisa diamalkan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
(Ya Allah, aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima)

 

Manajemen keuangan keluarga bukan hanya tentang teknik mengatur uang, tapi juga tentang keberkahan, kejujuran, dan tanggung jawab di hadapan Allah. Keluarga yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan islami akan lebih mudah mendapatkan ketenangan, keharmonisan, dan keberkahan dalam hidup. Semoga setiap rezeki yang kita terima menjadi jalan menuju ridha Allah SWT. Aamiin.

 

Senin, 07 Juli 2025

Hak dan Kewajiban Suami-Istri Menurut Islam

Hak dan Kewajiban Suami-Istri Menurut Islam
Dr. Abdul Munir, M.Pd.I
(Penyuluh Agama Islam, KUA Sape)


Pernikahan dalam Islam adalah ikatan suci yang tidak hanya menyatukan dua insan, tetapi juga mengandung tanggung jawab besar terhadap agama, keluarga, dan masyarakat.
Dalam ikatan ini, suami dan istri tidak hanya menjadi pasangan hidup, tetapi juga mitra sejati dalam membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan, Islam menetapkan hak dan kewajiban masing-masing pihak agar tidak terjadi penindasan atau ketimpangan dalam relasi rumah tangga.

A. Kedudukan Suami dan Istri dalam Islam

Islam tidak memposisikan suami lebih tinggi dari istri secara mutlak, namun memberikan peran dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan fitrah dan kemampuannya. Suami ditunjuk sebagai pemimpin keluarga, sementara istri menjadi pendamping dan pengelola rumah tangga.

Kepemimpinan ini bukanlah bentuk dominasi, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan adil, kasih sayang, dan tanggung jawab.

B. Hak dan Kewajiban Suami

Kewajiban Suami Menurut Islam:

1.      Memberikan nafkah lahir dan batin

Suami wajib memenuhi kebutuhan pokok istri dan anak-anaknya, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan nafkah batin (hubungan intim).

وَعَلَى ٱلْمَوْلُودِ لَهُۥ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ

"...Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf..."
(QS. Al-Baqarah: 233)

2.      Memberikan perlindungan dan rasa aman

Suami bertanggung jawab menjaga keamanan fisik dan psikologis istri.

3.      Mendidik keluarga dalam nilai-nilai agama

Suami wajib menjadi pemimpin spiritual dalam keluarga.

4.      Bersikap adil, sabar, dan penuh kasih sayang

Hak Suami:

1.      Ketaatan istri dalam hal yang tidak bertentangan dengan syariat

Rasulullah bersabda:
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, maka aku akan perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya...”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

2.      Menjaga kehormatan dan harta suami

3.      Mendapatkan pelayanan rumah tangga secara layak

4.      Menjadi kepala keluarga yang ditaati dan dihormati

 

C. Hak dan Kewajiban Istri

Kewajiban Istri:

1.      Taat kepada suami dalam perkara yang baik :Taat dalam perkara yang tidak bertentangan dengan agama.

2.      Menjaga kehormatan diri dan keluarga : Istri bertanggung jawab menjaga martabat, aurat, dan rahasia keluarga.

3.      Mengelola rumah tangga dan mendidik anak-anak

4.      Memberikan hak biologis kepada suami

Suami dan istri saling melayani secara syar’i dan ma’ruf.

Hak Istri:

1.      Mendapatkan nafkah yang layak

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf...”
(QS. Al-Baqarah: 228)

2.      Dipenuhi hak kasih sayang dan perlindungan

“Dan bergaullah dengan mereka secara ma’ruf (baik).”
(QS. An-Nisā’: 19)

3.      Mendapatkan penghargaan dan kedudukan yang layak

4.      Hak untuk didengar dan dihargai dalam pengambilan keputusan

 

D. Prinsip Kesalingan dalam Hubungan Suami-Istri

Islam sangat menekankan prinsip keadilan dan kesalingan. Suami dan istri harus saling melengkapi dan menguatkan. Tidak boleh salah satu pihak merasa lebih tinggi dari yang lain karena masing-masing punya peran penting yang tidak bisa digantikan.

“Mereka (para istri) adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.”
(QS. Al-Baqarah: 187)

Pakaian melindungi, menutupi, memperindah, dan melekat erat. Begitu pula seharusnya suami dan istri saling memperlakukan satu sama lain.

E. Penyelesaian Konflik dalam Rumah Tangga

Jika terjadi perselisihan, Islam mengajarkan untuk:

1.      Bermusyawarah secara ma’ruf

"...dan bermusyawarahlah kamu dengan mereka dalam urusan itu..."
(QS. Ali 'Imran: 159)

2.      Mengendalikan emosi

“Bukanlah orang kuat itu yang menang dalam gulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya saat marah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

3.      Melibatkan pihak ketiga jika diperlukan

(lihat QS. An-Nisā’: 35)

Rumah tangga dalam Islam adalah amanah besar yang menuntut kerja sama, kasih sayang, dan komitmen dari suami dan istri. Islam telah memberikan panduan lengkap tentang hak dan kewajiban masing-masing untuk menjaga keharmonisan dan keberkahan rumah tangga. Ketika suami-istri menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab, insyaAllah rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah dapat terwujud.

 

Minggu, 06 Juli 2025

KULTUM IMTAQ : Kekuatan Sabar dan Sholat

Kekuatan Sabar dan Sholat

Video Kultum Imtaq : Kekuatan Sabar dan Sholat


Sabar dan sholat adalah dua senjata utama yang diajarkan Islam dalam menghadapi ujian hidup. Dalam setiap kesulitan, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk bersandar kepada-Nya melalui kesabaran dan mendirikan sholat. Sabar bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi kekuatan jiwa untuk tetap tenang, istiqamah, dan tidak berputus asa. Sementara sholat adalah penghubung langsung antara hamba dan Tuhannya, tempat mengadu, memohon pertolongan, dan menenangkan hati. Dengan sabar dan sholat, seorang Muslim mampu melewati badai ujian dengan hati yang kuat, langkah yang mantap, dan keyakinan bahwa pertolongan Allah selalu dekat.

Penyuluh Agama KUA Sape Diundang Sebagai Penceramah pada Acara Khitanan di Talabiu, Woha


Bima, 3 Juli 2025
— Suasana penuh kehangatan dan kekhidmatan menyelimuti acara khitanan yang berlangsung di Dusun Mangge Colu, Desa Talabiu, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, tepatnya di RT 13 RW 07 pada Kamis malam (3/7) ba’da Isya.

Acara ini digelar dalam rangka syukuran khitanan atas dua anak: Muhammad Nazril Akram dan Rana Aqila Humairah. Dalam kesempatan tersebut, pihak keluarga mengundang Dr. Abdul Munir, M.Pd.I, Penyuluh Agama Islam dari KUA Kecamatan Sape, sebagai penceramah utama. Beliau menyampaikan tausiyah bertema pentingnya menjaga fitrah, nilai-nilai spiritual dalam proses khitan, serta peran orang tua dalam membina anak sesuai ajaran Islam.


Acara turut dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat dan tamu undangan, termasuk Wakil Bupati Bima, dr. H. Irfan, yang juga memberikan kata sambutan. Dalam sambutannya, Wakil Bupati mengapresiasi pelaksanaan acara yang sarat nuansa religius dan kekeluargaan, serta mengajak masyarakat untuk terus menjaga tradisi Islam dalam kehidupan sosial.


Dengan adanya tausiyah dari tokoh agama dan sambutan dari pejabat daerah, acara khitanan ini menjadi lebih bermakna dan penuh nilai edukatif, tidak hanya sebagai momen sakral dalam pertumbuhan anak, tetapi juga sebagai sarana mempererat silaturahmi antarwarga.



Sabtu, 05 Juli 2025

Mengelola Konflik dan Emosi dalam Rumah Tangga

 

Mengelola Konflik dan Emosi dalam Rumah Tangga



Oleh. Dr. Abdul Munir, M.Pd.I
(Penyuluh Agama Islam, KUA Sape)

 

Rumah tangga merupakan institusi terkecil namun paling penting dalam membangun peradaban manusia. Meski dibangun atas dasar cinta dan kepercayaan, konflik dan emosi tetap menjadi bagian yang tidak terelakkan dalam kehidupan suami istri. Perbedaan karakter, latar belakang, atau sudut pandang dapat memicu perselisihan yang jika tidak dikelola dengan baik, dapat merusak keharmonisan keluarga.

Islam sebagai agama rahmat telah memberikan panduan yang jelas dalam mengelola emosi dan menyelesaikan konflik dalam rumah tangga. Dengan meneladani Rasulullah dan petunjuk Al-Qur’an, rumah tangga bisa tetap menjadi tempat yang tenang dan penuh berkah meskipun menghadapi berbagai ujian.

 

Konflik dalam Rumah Tangga: Sebuah Keniscayaan

Konflik bukan selalu pertanda kegagalan, tetapi dapat menjadi jalan menuju kedewasaan dan pemahaman lebih dalam antara pasangan. Dalam banyak kasus, konflik muncul bukan karena kebencian, tetapi karena cara komunikasi yang tidak tepat, ekspresi emosi yang berlebihan, atau kurangnya empati.

 

Mengelola Emosi dalam Islam

Islam sangat mendorong umatnya untuk mengendalikan emosi, terutama saat marah. Rasulullah bersabda:

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِندَ الْغَضَبِ

"Bukanlah orang kuat itu yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Al-Qur’an juga memuji orang yang mampu menahan amarah:

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

"(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan."
(QS. Ali ‘Imran: 134)

 

Strategi Islami Mengelola Konflik Rumah Tangga

1. Mengutamakan Musyawarah (Syura)

Allah SWT berfirman:

"...Dan bermusyawarahlah kamu dengan mereka dalam urusan itu..."
(QS. Ali ‘Imran: 159)

 

Musyawarah membantu pasangan saling memahami tanpa saling menyalahkan.

2. Mengendalikan Ucapan dan Nada Bicara

Ucapan yang kasar dapat memperparah konflik. Rasulullah bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam."
(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Menunda Konfrontasi Saat Emosi Tinggi

Rasulullah memberikan nasihat agar seseorang berwudhu atau diam ketika marah. Dalam rumah tangga, menunda pembicaraan hingga emosi mereda adalah cara bijak untuk menghindari konflik membesar.

4. Memaafkan dan Tidak Mengungkit Masa Lalu

Memaafkan adalah langkah penyembuh hubungan. Jangan mengungkit kesalahan yang lalu sebagai senjata dalam setiap konflik.

5. Meneladani Rasulullah dalam Rumah Tangga

Rasulullah dikenal sebagai sosok yang lembut, sabar, dan tidak pernah berkata kasar kepada istri-istrinya. Bahkan ketika ada perbedaan pendapat, beliau memilih diam atau menghadapinya dengan kelembutan.

 

Peran Sabar dan Doa dalam Menguatkan Rumah Tangga

Sabar bukan berarti lemah, tetapi kekuatan batin untuk mengendalikan diri dalam menghadapi situasi sulit. Dalam rumah tangga, sabar adalah jembatan penyelesai konflik. Selain itu, doa adalah senjata utama seorang Muslim. Memohon kepada Allah agar diberikan ketenangan hati, kelapangan dada, dan solusi atas masalah rumah tangga sangat dianjurkan.

وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat..."
(QS. Al-Baqarah: 45)

Konflik dan emosi adalah bagian dari dinamika rumah tangga. Namun, dengan manajemen emosi yang baik, komunikasi yang terbuka, serta bimbingan nilai-nilai Islam, konflik justru dapat menjadi sarana untuk memperkuat cinta dan pengertian antara suami dan istri. Islam tidak hanya mengajarkan akidah dan ibadah, tetapi juga etika dan cara menjaga hubungan harmonis dalam keluarga.

 

Jumat, 04 Juli 2025

Tips agar Kaya setelah Menikah

Dalam banyak hadis, Nabi menjelaskan bahwa ridha orang tua membawa ridha Allah, dan murka orang tua mengundang murka Allah.

Video : Tips agar Kaya setelah Menikah


"Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua."
(HR. Tirmidzi)

Membahagiakan orang tua bukan hanya dengan uang, tapi juga dengan tutur kata yang lembut, perhatian yang tulus, dan tindakan nyata yang membuat mereka senang. Saat mereka ridha, Allah pun memberikan kelapangan rezeki yang tak disangka-sangka.

Renovasi Aula As-Sakinah KUA Sape, Tingkatkan Kenyamanan Layanan dan Kegiatan Keagamaan


Sape, 4 Juli 2025
– Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sape kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pelayanan keagamaan kepada masyarakat dengan melakukan renovasi Aula As-Sakinah. Renovasi ini merupakan bagian dari upaya revitalisasi sarana dan prasarana demi menciptakan lingkungan kerja yang representatif dan mendukung kegiatan pembinaan keagamaan.

Proses renovasi yang dimulai pada pertengahan Juni 2025 tersebut kini hampir rampung, dengan tampilan baru yang lebih bersih, nyaman, dan fungsional. Aula ini kerap digunakan untuk berbagai kegiatan seperti bimbingan pernikahan, rapat koordinasi, pelatihan keagamaan, hingga acara seremonial keagamaan lainnya.


Kepala KUA Sape, Abdul Haris, SH., menyampaikan rasa syukurnya atas renovasi aula tersebut. “Aula As-Sakinah bukan hanya sekadar bangunan, tetapi menjadi pusat aktivitas pembinaan umat. Dengan renovasi ini, kami berharap suasana menjadi lebih kondusif dan nyaman, baik bagi staf maupun masyarakat yang hadir dalam berbagai kegiatan keagamaan.

Renovasi mencakup peningkatan kualitas akustik ruangan dengan mempertimbangkan kesehatan nuansa udara alami dan penambahan fasilitas multimedia. Diharapkan, peningkatan fasilitas ini mampu menjawab kebutuhan pelayanan masyarakat yang semakin beragam.


Dengan wajah baru Aula As-Sakinah, KUA Sape siap memberikan pelayanan yang lebih baik, ramah, dan profesional kepada seluruh masyarakat Kecamatan Sape.