Bimbingan Perkawinan

Artikel seputar permasalahan tentang perkawinan dan rumah tangga.

Kegiatan Keagamaa

Kegiatan Keagaman yang dilakukan di kantor dan luar kantor KUA Sape.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 29 Juli 2025

Menghadapi Tantangan Zaman dalam Kehidupan Rumah Tangga

Menghadapi Tantangan Zaman dalam Kehidupan Rumah Tangga


 Dr. Abdul Munir, M.Pd.I
(Penyuluh Agama Islam, KUA Sape)

Perkembangan zaman membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Teknologi yang semakin canggih, budaya global yang semakin terbuka, serta gaya hidup modern yang sering mengedepankan individualisme telah menjadi tantangan tersendiri dalam kehidupan rumah tangga. Di tengah arus zaman yang begitu deras, keluarga muslim dituntut untuk tetap kokoh menjaga nilai-nilai Islam, keharmonisan, dan ketahanan rumah tangganya.

Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan panduan yang relevan sepanjang zaman, termasuk dalam menjaga dan mengelola rumah tangga agar tetap sakinah, mawaddah, wa rahmah, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan.

Tantangan Zaman dalam Rumah Tangga

1. Teknologi dan Media Sosial

Kehadiran gadget dan media sosial, jika tidak dikendalikan, dapat menyebabkan jarak emosional antar anggota keluarga, serta membuka pintu perselisihan karena kecemburuan atau ketidakterbukaan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

"Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka."
(QS. At-Tahrim: 6)

Ayat ini menjadi pengingat pentingnya kepemimpinan dan pengawasan dalam keluarga, termasuk dalam penggunaan teknologi.

2. Tekanan Ekonomi dan Gaya Hidup Konsumtif

Tantangan hidup modern membuat banyak keluarga mengalami tekanan ekonomi. Keinginan untuk memenuhi standar hidup "zaman now" kadang membuat pasangan suami-istri saling menuntut secara tidak realistis.

آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُم مُّسْتَخْلَفِينَ فِيهِ ۖ فَالَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَأَنفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (hartanya), bagi mereka pahala yang besar.”
(QS. Al-Hadid: 7)

Islam mengajarkan hidup sederhana, jujur, dan bertanggung jawab secara finansial, sebagai pondasi keberkahan dalam keluarga.

3. Krisis Komunikasi dan Egoisme

Gaya hidup individualis menyebabkan komunikasi suami-istri semakin renggang. Masing-masing sibuk dengan pekerjaan, media sosial, atau urusan pribadi.

Padahal Rasulullah bersabda:

أكملُ المؤمنين إيمانًا أحسنُهم خُلُقًا، وخيارُكم خيارُكم لنسائهم

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.”
(HR. Tirmidzi no. 1162)

Komunikasi yang jujur dan penuh kasih sayang adalah kunci ketahanan rumah tangga.

Solusi Islam dalam Menghadapi Tantangan

1. Menjadikan Islam sebagai Pedoman Hidup

Membekali keluarga dengan nilai-nilai tauhid, ibadah, akhlak, dan ilmu agama akan menjadi benteng paling kuat menghadapi perubahan zaman.

2. Membudayakan Musyawarah

Allah berfirman:

وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ

"...dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka..."
(QS. Asy-Syura: 38)

Musyawarah dalam keluarga memperkuat rasa saling percaya dan mencegah konflik.

3. Menjaga Ibadah dan Doa dalam Keluarga

Keluarga yang menjaga salat berjamaah, berdoa bersama, dan saling menasihati akan memiliki kekuatan spiritual yang kokoh.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami pasangan-pasangan dan keturunan kami sebagai penyejuk mata, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Furqan: 74)

Menghadapi tantangan zaman bukan berarti menghindari kemajuan, tetapi menghadapinya dengan nilai-nilai Islam sebagai kompas hidup. Keluarga yang bertakwa akan mampu menavigasi arus zaman dengan bijak dan tetap menjadi tempat yang menenangkan hati. Sebagaimana sabda Nabi :

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Semoga keluarga kita senantiasa diberi kekuatan iman, kesabaran, dan kebersamaan dalam menghadapi segala ujian zaman. Āmīn.

 

Kolaborasi KUA Sape dalam Takziah 7 Hari Almarhumah Istri Kepala Desa Lanta


Lanta, Lambu – Senin, 28 Juli 2025

Suasana khidmat dan penuh haru menyelimuti acara takziah hari ke-7 atas wafatnya Almarhumah Siti Rahmah Binti H. Arahman, istri tercinta dari Kepala Desa Lanta, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima. Kegiatan ini dihadiri oleh keluarga besar, tokoh masyarakat, serta warga setempat yang datang untuk memberikan doa dan penghormatan terakhir.

Acara takziah ini dipandu langsung oleh Kepala KUA Kecamatan Sape, yang turut hadir memberikan arahan dan menyampaikan pesan-pesan keagamaan dalam suasana duka tersebut. Kolaborasi spiritual semakin terasa dengan kehadiran Penyuluh Agama Islam KUA Sape, Ustadz Khairuddin, M.Pd.I, yang menyampaikan tausiah penguatan iman dan kesabaran dalam menghadapi musibah.


Dalam tausiahnya, Ustadz Khairuddin mengajak para hadirin untuk meneladani kesabaran Rasulullah SAW dan memperbanyak doa serta amal kebaikan sebagai bentuk bakti kepada orang tua dan keluarga yang telah mendahului.

“Kematian adalah kepastian, namun yang abadi adalah amal baik yang kita tinggalkan. Mari kita doakan almarhumah dengan ikhlas agar Allah SWT menerima segala amalnya dan menempatkannya di sisi terbaik-Nya,” ungkapnya dalam tausiah yang menggugah.

Kegiatan ini merupakan wujud sinergi antara KUA Kecamatan Sape dan masyarakat, sebagai bagian dari pelayanan keagamaan yang humanis dan menyentuh langsung kehidupan sosial warga.


Dengan penuh doa dan harapan, keluarga besar menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah hadir dan memberikan dukungan moral serta spiritual dalam suasana duka ini.

Senin, 28 Juli 2025

Pentingnya Musyawarah dalam Mengambil Keputusan Keluarga

Pentingnya Musyawarah dalam Mengambil Keputusan Keluarga

  Dr. Abdul Munir, M.Pd.I
(Penyuluh Agama Islam, KUA Sape)

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, namun memiliki pengaruh besar dalam membentuk karakter dan peradaban. Dalam Islam, keluarga bukan hanya tempat berkumpulnya individu, tetapi juga ladang ibadah dan tanggung jawab bersama. Salah satu nilai luhur yang sangat ditekankan dalam kehidupan berumah tangga adalah musyawarah (syura) dalam mengambil keputusan.

Musyawarah bukan hanya budaya, tetapi perintah Allah dalam Al-Qur’an, bahkan diterapkan oleh Rasulullah dalam segala urusan—baik kecil maupun besar. Dalam konteks keluarga, musyawarah menjadi kunci untuk membangun kebersamaan, saling menghargai, dan keharmonisan antara suami, istri, dan anak-anak.

Landasan Syariat Musyawarah

Allah SWT berfirman:

وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ

“...dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka...”
(QS. Asy-Syura: 38)

Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang beriman menjadikan musyawarah sebagai prinsip hidup, termasuk dalam urusan keluarga. Bahkan, dalam Al-Qur’an pun Allah menganjurkan musyawarah dalam pengasuhan anak:

فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَن تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا

“Kemudian jika keduanya ingin menyapih anak dengan kerelaan dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.”
(QS. Al-Baqarah: 233)

Ayat ini memberi contoh bahwa hal sesederhana menyapih anak pun dianjurkan dengan musyawarah, apalagi keputusan-keputusan besar dalam rumah tangga.

Hikmah Musyawarah dalam Keluarga

1. Membangun Rasa Saling Percaya

Ketika pasangan diajak bermusyawarah, mereka merasa dihargai dan dipercaya. Ini akan membangun ikatan emosional yang kuat.

2. Menghindari Keputusan Sepihak

Keputusan sepihak seringkali memicu konflik. Dengan musyawarah, semua anggota keluarga punya ruang untuk menyampaikan pandangan dan pertimbangan.

3. Mendidik Anak dalam Nilai Demokratis Islami

Melibatkan anak-anak dalam keputusan (sesuai usia mereka) mengajarkan tanggung jawab, mendengar pendapat, dan menyampaikan ide dengan sopan.

4. Mengurangi Konflik dan Meningkatkan Keberkahan

Musyawarah meminimalisir kesalahpahaman dan menghasilkan keputusan yang lebih bijak. Ketika keputusan diambil bersama, insyaAllah akan lebih berkah dan membawa kebaikan.

Prinsip Musyawarah dalam Islam

  1. Niat karena Allah, bukan sekadar formalitas atau basa-basi.
  2. Saling mendengarkan tanpa menyela atau merendahkan.
  3. Keputusan diambil dengan pertimbangan maslahat bersama, bukan ego pribadi.
  4. Hasil musyawarah dihormati dan dijalankan dengan komitmen.

Contoh Praktik Musyawarah dalam Keluarga

ـ           Menentukan tempat tinggal atau pindah rumah.

ـ           Menyusun anggaran keuangan keluarga.

ـ           Memilih sekolah anak.

ـ           Menyikapi masalah pendidikan dan adab anak-anak.

ـ           Mengatur jadwal kerja dan pembagian tugas rumah tangga.

Musyawarah adalah cahaya dalam rumah tangga. Ia bukan hanya sarana komunikasi, tetapi juga bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Keluarga yang terbiasa bermusyawarah akan tumbuh dalam suasana sakinah, mawaddah, dan rahmah. Marilah kita hidupkan budaya syura dalam rumah tangga, agar keputusan yang kita ambil selalu berada di atas ridha Allah.

إِن يُرِيدَا إِصْلَاحًا يُوَفِّقِ ٱللَّهُ بَيْنَهُمَا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا

“Jika mereka berkehendak untuk berdamai, niscaya Allah akan memberi taufik kepada keduanya...”
(QS. An-Nisa: 35)

 

Jumat, 25 Juli 2025

3 Nasihat Nabi yang Mengubah Hidup | Kultum IMTAQ KUA Sape 25 Juli 2025

Kultum singkat dalam rangka kegiatan IMTAQ hari Jumat, 25 Juli 2025 di KUA Sape ini mengangkat tema "3 Nasihat Nabi Muhammad ﷺ" yang sangat relevan untuk membentuk akhlak, menjaga lisan, dan meningkatkan ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari.

Disampaikan oleh: 🗣️ Ust. Khairuddin, M.Pd.I 📍 Lokasi: KUA Sape, Kab. Bima 📆 Tanggal: Jumat, 25 Juli 2025 Semoga nasihat Nabi ini menjadi pengingat dan motivasi untuk kita semua dalam memperbaiki diri dan memperkuat iman. #NasihatNabi #KultumIMTAQ #KUASape #JumatBerkah #KultumSingkat #IMTAQ #BimaBertaqwa #JanganMarah #TakwaDimanaSaja #AkhlakMulia

Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji'un: Kabar Duka dari Keluarga Besar Kemenag Bima


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami akan kembali.” (QS. Al-Baqarah: 156)

Dengan penuh duka cita kami sampaikan kabar duka:

Ibu Nur Fitriani, S.Ag. binti H. Abdul Aziz bin H. Anwar
(Istri tercinta dari Bapak H. Mujiburrahman, S.Ag., Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima)

Telah berpulang ke rahmatullah pada:
Jum’at, 25 Juli 2025 pukul 01.42 WITA
di RSUD Bima

Saat ini, almarhumah disemayamkan di rumah duka:
Desa Nisa, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima

Kami mendoakan,
Semoga Allah SWT mengampuni segala khilaf dan dosa almarhumah, menerima seluruh amal ibadahnya, serta menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kamis, 24 Juli 2025

Kesetiaan dan Komitmen dalam Pernikahan

 


Dr. Abdul Munir, M.Pd.I
(Penyuluh Agama Islam, KUA Sape)

Pernikahan dalam Islam bukan sekadar ikatan lahiriah, tetapi merupakan mitsaqan ghalizha—perjanjian yang kuat di hadapan Allah SWT. Di balik akad yang sederhana, terkandung tanggung jawab besar: membangun kehidupan rumah tangga yang dilandasi cinta, kesetiaan, dan komitmen hingga akhir hayat.

Kesetiaan dan komitmen adalah dua pilar penting dalam menjaga keutuhan dan keberkahan pernikahan. Keduanya tidak hanya menjadi bukti cinta sejati, tetapi juga cermin dari ketaatan kepada Allah dan pengamalan ajaran Rasulullah .

Makna Kesetiaan dalam Pernikahan

Kesetiaan dalam Islam berarti menjaga hati, lisan, dan perbuatan agar tetap berada dalam jalur yang diridhai Allah dalam hubungan suami istri. Kesetiaan bukan sekadar tidak berkhianat secara fisik, tetapi juga menjaga pikiran dan emosi agar tidak melanggar batas syariat.

Rasulullah bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ

"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya."
(HR. Tirmidzi no. 1162)

Hadis ini menegaskan bahwa perlakuan yang baik dan penuh kasih kepada pasangan adalah tanda iman yang sempurna. Suami dan istri yang setia tidak akan menyakiti, meninggalkan, atau mengabaikan pasangannya.

Makna Komitmen dalam Pernikahan

Komitmen adalah tekad kuat untuk menjaga janji pernikahan di segala kondisi—baik senang maupun susah, sehat maupun sakit. Komitmen mencerminkan kesiapan untuk terus berusaha memperbaiki diri dan pasangan, bukan menyerah saat ada ujian.

Allah SWT berfirman:

إِن يُرِيدَا إِصْلَاحًا يُوَفِّقِ اللَّهُ بَيْنَهُمَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا

“Jika keduanya berkehendak untuk berdamai, niscaya Allah akan memberi taufik kepada keduanya...”
(QS. An-Nisa’: 35)

Ayat ini mengajarkan bahwa pernikahan membutuhkan upaya aktif untuk memperbaiki, bukan lari dari masalah. Komitmen berarti terus memilih pasangan kita setiap hari—meski keadaan tidak selalu ideal.

 

Tanda-Tanda Kesetiaan dan Komitmen dalam Pernikahan Islami

1. Menjaga Amanah dan Kehormatan

Setiap pasangan adalah amanah. Menjaga rahasia, kehormatan, dan nama baik pasangan adalah bentuk kesetiaan yang utama.

كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

"Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya."
(HR. Bukhari & Muslim)

2. Tidak Selingkuh secara Fisik maupun Digital

Kesetiaan diuji bukan hanya saat berjauhan, tetapi juga di ruang privat seperti media sosial. Islam melarang mendekati zina, termasuk dalam bentuk virtual.

3. Setia dalam Ujian dan Kesulitan

Pasangan yang komitmen tidak hanya hadir saat bahagia, tetapi juga mendampingi ketika jatuh, sakit, atau sedang diuji secara ekonomi.

4. Terus Menumbuhkan Cinta dengan Ibadah

Pasangan yang setia dan komitmen akan terus menumbuhkan cinta melalui salat berjamaah, doa bersama, dan saling menasihati dalam iman.

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih dan sayang…”
(QS. Ar-Rum: 21)

Dampak Kesetiaan dan Komitmen

1.      Keluarga menjadi tempat yang menenteramkan jiwa (sakinah).

2.      Anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang stabil dan penuh cinta.

3.      Cinta menjadi ibadah dan jalan menuju surga.

 

Kesetiaan dan komitmen dalam pernikahan bukan hanya tuntutan sosial, tetapi perintah agama dan bentuk ibadah. Dalam Islam, pasangan yang saling setia dan berkomitmen akan saling menuntun hingga ke surga. Maka, mari jaga pernikahan bukan hanya dengan cinta, tapi dengan takwa, sabar, dan ketulusan niat karena Allah.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Ya Allah, anugerahkan kepada kami pasangan dan keturunan kami sebagai penyejuk mata, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Furqan: 74)

 

Kepala KUA Sape Tugaskan Para Penyuluh Agama Islam Layani Masyarakat di Dua Kecamatan


Sape, 24 Juli 2025
— Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sape menugaskan para Penyuluh Agama Islam untuk terus hadir dan melayani kebutuhan keagamaan masyarakat, khususnya di dua kecamatan, yakni Kecamatan Sape dan Kecamatan Lambu.

Sebagai wujud komitmen pelayanan keagamaan yang optimal, Dr. Abdul Munir, M.Pd.I., mewakili Kepala KUA Sape menghadiri secara langsung Pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Ke-59 Tingkat Desa Poja, Kecamatan Sape. Dalam kesempatan tersebut, beliau turut memberikan sambutan pengantar yang menekankan pentingnya MTQ sebagai sarana membumikan Al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat serta menumbuhkan semangat generasi Qur’ani. Usai memberikan kata sambutan beliau juga menyerahkan paket al-Qur'an dan buku Iqra'.  Pada kesempatan itu hadir juga Penghulu KUA Sape Saiful, S.Ag.


Sementara itu, Ustadz Muslim, M.A., ditugaskan untuk menyampaikan tausiah pada kegiatan tausiah khitanan yang berlangsung di Desa Monta Baru, Kecamatan Lambu. Dalam tausiahnya, beliau mengajak para orang tua untuk menjadikan momen khitan sebagai ajang pendidikan karakter dan penguatan akidah bagi anak-anak.


Di tempat berbeda, Ustadz Khairuddin, M.Pd.I., turut hadir menyampaikan tausiah takziah di Desa Buncu, Kecamatan Sape. Beliau mengingatkan pentingnya mengambil pelajaran dari kematian dan menguatkan keimanan dalam menghadapi ujian hidup.


Sedangkan Ustadz Idham, S.H., hadir di Dusun Jati, Desa Kowo, Kecamatan Sape, untuk menyampaikan tausiah dalam rangka takziah. Dalam penyampaiannya, beliau mengajak keluarga yang ditinggalkan untuk bersabar dan menjadikan musibah sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Penugasan ini merupakan bagian dari rutinitas pelayanan keagamaan KUA Sape yang terus memperkuat peran penyuluh agama sebagai ujung tombak pembinaan umat di lapangan.

“Kami ingin memastikan bahwa nilai-nilai keagamaan selalu hidup dalam masyarakat, baik dalam suasana suka maupun duka,” ungkap Dr. Abdul Munir di akhir kegiatan.

Rabu, 23 Juli 2025

Kasi Bimas Kemenag Kab. Bima Lakukan Monitoring dan Evaluasi di KUA Sape


Sape, 23 Juli 2025
— Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sape kembali melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) sebagai bagian dari upaya pembinaan internal terhadap Penghulu, Penyuluh, Administrator, dan Staf. Kegiatan ini berlangsung di aula KUA Sape dan merupakan agenda rutin yang dilaksanakan minimal sekali setiap tiga bulan.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala KUA Sape, Abdul Haris, SH., yang dalam pengantarnya menekankan pentingnya komitmen dan profesionalisme seluruh jajaran dalam menjalankan tugas pelayanan keagamaan kepada masyarakat.

Hadir sebagai pemateri utama, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Kasi Bimas) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima, H. Sudirman H. Hasan, S.Pd.I., M.Si. Dalam penyampaian materinya, beliau menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan Monev kedua selama tahun 2025, dan menjadi bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap kinerja layanan keagamaan di tingkat kecamatan.


Beberapa poin penting yang disampaikan antara lain:

Penghulu diminta memperhatikan standar administrasi dan etika dalam pelaksanaan akad nikah, termasuk penggunaan seragam resmi penghulu sebagai bentuk penghormatan terhadap sakralitas akad.

Secara umum, pelayanan administrasi nikah di KUA Sape dinilai sangat baik, dengan proses yang tertib dan sesuai regulasi.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bima memberikan apresiasi tinggi terhadap website resmi KUA Sape yang terus aktif dan konsisten dalam menginformasikan kegiatan keagamaan dan pelayanan publik setiap hari.

Dilakukan pula sosialisasi dan advokasi penanganan konflik kepada penghulu dan penyuluh, dengan fokus pada:

  • Analisis Konflik: kemampuan dalam mengidentifikasi sumber masalah;
  • Perencanaan Penanganan Konflik: penetapan strategi penyelesaian;
  • Pelaksanaan Penanganan Konflik: berdasarkan prinsip keadilan, kejelasan, dan keterbukaan.

Dalam kesempatan tersebut, Kasi Bimas juga mengingatkan seluruh aparatur KUA Sape agar senantiasa menjaga kode etik kepegawaian (ASN) dan memiliki tanggung jawab penuh terhadap lembaga.

Usai kegiatan utama, Tim Monitoring dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima menyempatkan diri mengunjungi Perpustakaan Masjid Besar Al-Munawwarah Sape, sebagai bagian dari dukungan terhadap literasi keislaman dan pemberdayaan masjid.

Kegiatan Monev ini menjadi wujud nyata sinergi dan pembinaan yang terus dilakukan demi meningkatkan kualitas layanan KUA sebagai garda terdepan Kementerian Agama di tingkat kecamatan.

Bahaya Perceraian dan Cara Mencegahnya

  

Bahaya Perceraian dan Cara Mencegahnya 

Dr. Abdul Munir, M.Pd.I

(Penyuluh Agama Islam, KUA Sape)

Perceraian adalah sesuatu yang diperbolehkan dalam Islam, tetapi sangat tidak dianjurkan. Rasulullah bersabda:

أَبْغَضُ الْحَلَالِ إِلَى اللَّهِ الطَّلَاقُ

"Perkara halal yang paling dibenci Allah adalah talak (perceraian)."
(HR. Abu Dawud, no. 2178; dinilai hasan oleh al-Albani)

Hadis ini menunjukkan bahwa meskipun perceraian tidak haram, namun Allah tidak menyukai terjadinya perpisahan suami-istri. Hal ini karena dampak perceraian bukan hanya dirasakan oleh pasangan, tetapi juga oleh anak-anak, keluarga besar, dan bahkan masyarakat.

Bahaya Perceraian

1.      Merusak Tatanan Keluarga
Perceraian memutus ikatan sakral yang dibangun atas dasar cinta, tanggung jawab, dan kepercayaan. Jika tidak disikapi dengan bijak, ini dapat merusak harmoni keluarga besar dan hubungan sosial di sekitarnya.

2.      Membuat Anak Kehilangan Figur Lengkap Orang Tua
Anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah atau ibu cenderung mengalami gangguan emosional, kesulitan dalam belajar, dan kurangnya kasih sayang secara utuh. Mereka juga rentan terhadap pengaruh negatif lingkungan.

3.      Gangguan Psikologis
Perceraian dapat menimbulkan luka batin yang mendalam, baik bagi suami maupun istri. Rasa kecewa, marah, kesepian, bahkan depresi sering muncul pasca perpisahan.

4.      Menimbulkan Fitnah dan Dosa
Kadang perceraian diiringi dengan saling membongkar aib, caci maki, dan permusuhan, yang justru membuka pintu fitnah dan menjauhkan dari keberkahan rumah tangga yang seharusnya menjadi ladang pahala.

Cara Mencegah Perceraian Menurut Islam

1. Memperkuat Landasan Takwa

Rumah tangga yang dibangun atas dasar keimanan dan takwa kepada Allah akan lebih kokoh menghadapi badai. Suami istri yang bertakwa akan mengedepankan kesabaran dan pengampunan.

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًۭا

"Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar."
(QS. At-Talaq: 2)

2. Komunikasi yang Baik

Banyak perceraian terjadi karena miskomunikasi. Islam mengajarkan dialog yang lembut dan saling memahami. Rasulullah adalah teladan dalam mendengarkan dan berbicara dengan istri-istrinya secara bijaksana.

3. Menjaga Romantisme dan Kasih Sayang

Menunjukkan cinta, perhatian, dan kepedulian secara rutin akan mempererat hubungan. Sekecil apa pun perhatian yang diberikan kepada pasangan, jika diniatkan karena Allah, akan bernilai ibadah.

4. Sabar dalam Menghadapi Kekurangan

Tidak ada pasangan yang sempurna. Allah menciptakan suami istri untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan, bukan untuk mencari-cari kesalahan.

لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً، إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

"Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika ia tidak menyukai satu sifat, maka ia pasti menyukai sifat yang lain."
(HR. Muslim)

5. Melibatkan Orang Ketiga yang Adil (Hakam)

Jika konflik membesar, Islam menganjurkan mediasi dengan melibatkan keluarga atau pihak ketiga yang dapat dipercaya.

وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَٱبْعَثُوا۟ حَكَمًۭا مِّنْ أَهْلِهِۦ وَحَكَمًۭا مِّنْ أَهْلِهَآ ۚ إِن يُرِيدَآ إِصْلَـٰحًۭا يُوَفِّقِ ٱللَّهُ بَيْنَهُمَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًۭا

"Jika kamu khawatir akan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan. Jika keduanya bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada keduanya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

(QS. An-Nisa: 35)

Perceraian adalah jalan terakhir jika tidak ada lagi harapan damai dan keharmonisan. Namun sebelum sampai ke sana, Islam sangat menganjurkan berbagai upaya pencegahan yang berlandaskan takwa, komunikasi, kesabaran, dan kasih sayang. Rumah tangga bukan tentang mencari pasangan yang sempurna, melainkan menjadi pasangan yang saling menyempurnakan dalam iman dan cinta karena Allah SWT.

Semoga setiap pasangan suami istri diberi kemampuan untuk menjaga keutuhan rumah tangganya, menjadikannya surga dunia yang mengantar ke surga akhirat.

 

Selasa, 22 Juli 2025

KUA Sape Semakin Diperhitungkan dalam Kegiatan Besar


Sape, 22 Juli 2025
— Kantor Urusan Agama (KUA) Sape kembali menunjukkan eksistensinya sebagai lembaga keagamaan yang aktif dan progresif dalam berbagai kegiatan besar di wilayah Kecamatan Sape. Kali ini, Penyuluh Agama Islam KUA Sape, Dr. Abdul Munir, M.Pd.I, diundang secara khusus untuk menjadi narasumber dalam Seminar Hukum bertajuk "UU ITE dan Kebebasan Berpendapat di Media Sosial".

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pusat Pemantauan Kebijakan dan Keadilan (PPKK), dan berlangsung di Aula SMAN 1 Sape pada hari Selasa, 22 Juli 2025. Seminar diikuti oleh para delegasi siswa dari setiap SMA se-Kecamatan Sape, yang antusias menyimak materi yang dibawakan.


Dalam pemaparannya, Dr. Abdul Munir menyoroti pentingnya literasi digital di kalangan pelajar serta pemahaman hukum terhadap penggunaan media sosial secara bijak. Ia juga mengingatkan bahwa kebebasan berpendapat harus dijalankan dengan tetap mematuhi norma hukum dan etika sosial.

Kehadiran KUA Sape dalam forum-forum strategis seperti ini menjadi bukti bahwa lembaga ini tidak hanya fokus pada pelayanan administratif keagamaan, tetapi juga aktif dalam edukasi sosial, hukum, dan keagamaan yang menyasar generasi muda. Hal ini menjadikan KUA Sape sebagai mitra penting dalam pembangunan karakter dan literasi hukum masyarakat.